Welcome to House Plan Guide


Building a house is a big thing. Sometimes you will get confuse about buying a house plan from the net, hiring architect, or just doing it by yourself...from planning a house plan, searching the contractor, decorate the interior. But from where I have to start?


House Plan Guide
will gives you a lot of tips about planning and build a house, about house plan types, and everything you want to know about house plan and a little bit of architecture articles. Once again...it's all about tips and articles. So...don't ever think you can buy some house plans here!!

What's inside






Minggu, 07 September 2014

Kedai Teh Laresolo: bukan sekedar tempat ngeteh



Siang yang panas. Saya memarkirkan mobil di sebuah parkiran ruko di Jalan Babarsari, Yogya. Tadinya saya ingin menyambangi bilik atm saja. Tapi entah kenapa, akhirnya saya memutuskan untuk masuk ke sebuah kedai teh.
Dingin AC menerpa wajah. Sempat terhenyak sesaat kala mendapati kedai teh yang dari luar tampak biasa saja namun ternyata nyaman ketika masuk ke dalam ruangnya. Saya memilih duduk di sofa coklat bermotif yang terletak di ujung depan ruang kedai.Seperti biasa seorang pramusaji datang menyapa sambil membawa daftar menu. Saya memilih green mile - campuran green tea dengan chamomile - dan minta disajikan dengan es. Sebagai teman ngeteh saya memilih Kari Lamongan. Sambil menunggu pesanan datang, saya mengamati tempat ini.
Mutlak tempat ini sangat nyaman digunakan sebagai tempat ngeteh. Sofa-sofa empuk dan ruangan dengan pendingin udara merupakan salah satu yang menyebabkan saya cukup betah berada di tempat ini. Dinding kafe yang dilapisi dengan wallpaper bermotif lembut menambah kesan adem dari kafe ini.

Tempat yang nyaman

Tak lama kemudian pesanan saya datang. Perlahan saya menyeruput es Green Mile. Perpaduan rasa pahit green tea dan wangi chamomile nya sungguh pas. Hanya dalam hitungan menit saya sudah menghabiskan segelas Green Mile. 
Kali lain ketika saya berkunjung kembali ke tempat itu, saya memesan fragrance of love  , sepiring samosa sebagai teman ngeteh, dan seporsi es krim goreng sebagai dessertnya. Saya sengaja memesan fragrance of love atas rekomendasi dari waitress nya. Fragrance of love merupakan teh yang diracik bersama chamomile, peppermint, kulit jeruk, dan serai. Plus diberi hiasan potongan strawberry. Rasanya segar! Sekaligus dapat memberi efek menenangkan (konon, mengkonsumsi minuman yang mengandung chamomile dapat membuat kita menjadi lebih mudah tidur). 
Untuk es krim gorengnya, tidak terlalu spesial sih! 

Es Krim Goreng


Fragrance of Love
                                                      
Toples Wadah Teh

Yang menarik dari teh-teh di sini adalah, dalam peracikannya mereka tidak menggunakan teh celup atau tea bag melainkan asli dari daun-daun teh kering yang dicampur dengan dried chamomile misalnya. Semua menu teh di sini diracik oleh sang empunya. Semua racikan itu diwadahi dalam kaleng-kaleng yang disusun berjajar di meja kasir yang sekaligus merangkap sebagai meja bar.
Selain teh, kafe ini juga menyediakan 'teman-temannya' teh seperti kopi dan milkshake. Berbagai macam snack hingga makanan berat pun tersedia.
Sebagai seseorang yang bukan tea addict, saya 
mengalami sebuah pengalaman ngeteh yang luar biasa di tempat ini. Ternyata apabila diracik dengan tepat, ngeteh juga akan sama asyiknya dengan ngopi.

Agaknya, saya bakal sering-sering berkunjung ke tempat ini!

Kamis, 24 Juli 2014

Nyasar di Nasi Jamblang Pelabuhan.



Nasi Jamblang Pelabuhan Ibu Sumarni




Pagi itu saya melawat ke pelabuhan yang terletak tak jauh dari kota. Sengaja ingin menghabiskan beberapa waktu di tempat ini demi foto-foto kapal dan suasana pagi hari di pelabuhan. Sayangnya hanya deretan gudang dan bangunan tua serta kapal-kapal besar yang bersandar di tepi dermaga.
Padahal, saya kira suasananya akan riuh! Sedikit kecewa, tapi beberapa momen asyik ternyata masih dapat saya tangkap di sini.
Sementara matahari semakin tinggi. Panas. Perut juga sudah bergejolak minta diisi. Pagi itu saya memang belum sarapan.  Bergegas saya mengakhiri kunjungan. 
Keluar dari pintu pelabuhan saya mencari becak. Tapi entah mengapa becak-becak yang biasanya mangkal di dekat pelabuhan tidak ada. Akhirnya, demi kesehatan perut saya berjalan kaki. Berharap ada warung makan di dekat-dekat situ.
Langkah saya terhenti melihat spanduk sederhana yang dipasang di suatu sudut jalan. Wah! Ada warung nasi jamblang rupanya. Sebagai penggemar nasi jamblang, maka saya langsung menuju ke tempat itu.



Self Service


Nasi jamblang itu sebenernya semacam nasi campur. Atau kalau orang Jawa Tengah bilang: nasi Ramesan, yaitu nasi putih dicampur dengan aneka macam lauk-pauk. Lalu apa uniknya nasi jamblang?
Keunikan nasi jamblang terletak pada nasi putihnya. Nasi putihnya berupa kepalan nasi yang tidak terlalu besar bentuknya dan dibungkus daun jati. Biasanya, orang tak cukup hanya memakan sebungkus nasi. Lauk nasi jamblang yang biasanya banyak dicari adalah cumi yang dimasak dengan tintanya  yang biasanya disebut dengan blakutak. Lebih sedap lagi bila ditambah dengan semur daging sapi, sambal kerang, dan sambal khas nasi jamblang. Sambal ini dibuat dari irisan halus cabai merah besar tanpa isi atau biji. 
Pagi itu saya memilih tahu, perkedel, sambal kerang, kuah semur, telur dadar dan sambal. 


Nasi jamblangku pagi ini


Meski sebelumnya sudah beberapa kali saya mencoba jenis makanan ini di Cirebon, bahkan di warung makan nasi jamblang yang terkenal itu, namun saya justru merasa nasi jamblang pelabuhan ini yang paling pas di hati. Saya bahkan tak sadar kalau ternyata nasi jamblang pelabuhan ini sudah menjadi salah satu jujugan kuliner di Cirebon.
Sekepal nasi jamblang beserta lauk yang cukup 'berat' ditambah segelas es teh manis ternyata membuat perut saya kenyang hingga menjelang sore.
Agaknya pengalaman nyasar saya pagi itu benar-benar luar biasa...

Selasa, 25 Februari 2014

Antara Masam Keueung dan Ayam Tangkap

Malam pertama di Banda Aceh. Masih dengan semangat empat lima, saya meminta driver untuk mengantarkan saya mencicipi kuliner khas Aceh.
"Tapi jangan bawa saya ke warung Mie Aceh, ya! Besok siang saja Mie Acehnya."
Setelah beberapa saat akhirnya mobil avanza yang saya tumpangi berhenti di sebuah resto. Masam Keueung. Sang driver bercerita sekilas bahwa tempat malam ini adalah favorit para tamu dari Jawa. 
Oya???
Hummm!!! Kita lihat saja apakah bisa menjadi favorit saya!
Setelah duduk dan memesan teh dingin (di Aceh teh dingin itu serupa dengan Es teh manisnya Jawa) seorang karyawan menghidangkan berbagai macam makanan di atas meja. Cara penyajiannya mirip dengan restoran Padang.
Setelah hidangan tertata di meja, terus terang saya bingung mau mencoba yang mana. Semuanya terlihat enak. Penjelasan dari sang driver pun membuat saya semakin bingung. Mana yang akan duluan saya coba.

Masam Keueung

Ayam Tangkap

Akhirnya saya mencampur nasi dengan beberapa lauk: ayam tangkap, gulai pliku dan ditutup dengan menyeruput masam keueung.

Ayam Tangkap adalah semacam ayam goreng yang digoreng bersama dengan sayuran. Sayurannya terdiri dari daun jeruk, daun pandan, dan daun kari. Daun-daun tersebut digoreng garing. Sedangkan masam keueng adalah ikan yang dimasak dengan kuah bening yang rasanya asam dan pedas. Ditemani deng Teh Tarik, makan malam ini jadi lebih sempurna!
Yang jelas, setelah menghabiskan sepiring nasi lengkap dengan lauk pilihan plus menggado sisa ayam tangkap, saya meninggalkan tempat makan dengan perut penuh. 

Antara Masam Keueung dan Ayam Tangkap....
Antara yang pedas asam dan yang garing..
Saya resmi jatuh cinta dengan kuliner provinsi paling Barat Indonesia!

Sabtu, 07 Desember 2013

Pagi di Coffee Alley

Ini ritual pagi saya ketika menjelajah Bangkok! Setiap pagi, sebelum saya pergi entah kemana dalam perjalanan menuju BTS Surasak dari hostel tempat saya menginap, ada sebuah coffee shop yang tak pernah lupa untuk selalu saya datangi. Nongkrong setengah jam sambil menikmati kopi Siam dan wafel. Cukuplah untuk sekedar mengganjal perut dan menjadi mood booster setiap pagi.

Sekedar berbincang kopi, kopi siam dari segi rasa memang tidak semantap kopi vietnam. Bahkan dibanding dengan kopi aceh sekalipun. Tapi bagi saya, kopi siam ini masih masuk daftar list kopi yang 'layak' minum. 

Oya, nama coffee shop itu adalah "Coffee Alley". Sebuah kedai kopi kecil minimalis yang lokasinya masih 'menumpang' latar milik sebuah perkantoran.
Pesanan saya selalu sama setiap paginya selama enam hari. Padahal, tempat ini sebenarnya menyediakan berbagai macam jenis olahan minuman kopi dan kudapan ringan serta beberapa menu makan siang. 
Tapi, apa pedulinya jika kopi dan wafel sudah terasa pas bagi perut dan lidah saya??

Es kopi susu dan wafel dengan maple syrup

Salah satu penikmat kopi

Pagi di tempat ini memang mewah bagi saya. Bertemu dengan para pekerja yang tergesa sambil menyeruput segelas kopi atau latte, atau bertemu dengan yang sedang tak tergesa. Menyesap kopi sambil membaca surat kabar. Berlama-lama! Berbeda dengan gerai kopi yang telah melegenda itu, Coffee Alley adalah seratus persen gerai kopi lokal yang kebanyakan pengunjungnya adalah masyarakat lokal juga.

Omong-omong....pagi ini, sudahkah kau angkat cangkirmu?? Selamat ngopi, teman!!!

Jumat, 31 Mei 2013

Nasi Buk Madura


Setiap kali saya ke Malang, nasi Buk Madura adalah salah satu jenis makanan yang nggak boleh dilewatkan. Nasi Buk adalah semacam nasi campur berisi nasi, sayur lodeh, tempe mendhol, bakwan jagung, dan gorengan jerohan atau empal plus sambal yg pedesnya nendang!


Di Malang nasi Buk yang terkenal ada di dekat stasiun Malang. Tapi, favorit saya bukan yang di situ. Saya biasa menyambangi nasi Buk di daerah pasar besar. Tepatnya di seberang pasar, di pojokan pertigaan jl. Pasar besar dan jl. Zainul Arifin, ngemper di depan sebuah toko jam. Penjualnya adalah dua orang ibu-ibu.

Nasi Buk pasar besar ini buka sekitar jam enam atau setengah tujuh pagi. Jika datang setelah jam delapan, bisa dipastikan pilihan lauknya sudah sedikit.

Lalu, berapa harga yang harus dibayarkan untuk sebungkus nasi Buk komplit? Sekitar 6000 - 10000 rupiah, tergantung dengan jenis lauk yang dipilih.
Nah jika ke Malang, jangan lupa mencoba nasi Buk pasar besar ya...!!!!

Aneka Lauk

'Warung' Nasi Buk

Senin, 25 Maret 2013

Sekarung kenangan dalam sepiring Mie kopyok Pak Dhuwur



Bagi yang dulu lahir dan besar di kota Semarang, pasti sudah mengenal jenis makanan kaki lima yang satu ini: Mie Kopyok. Dulu saya menyebutnya sebagai Mie Teng-teng karena penjualnya suka memukul piring dan berbunyi "Teng-teng-teng" sebagai tanda untuk memasarkan dagangannya.
Mie kopyok ini merupakan salah satu makanan khas kota Semarang yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Kebetulan rumah orang tua saya berada sedikit di luar kota Semarang.  Meski di daerah saya ada juga penjual mie kopyok, namun cita rasanya berbeda.

Jaman saya masih kecil para penjual mie kopyok keliling lumayan banyak. Masuk kampung-keluar kampung. Kebetulan dulu rumah nenek saya sering banget dilewati oleh penjaja mie kopoyok keliling ini. Dulu sepulang sekolah di jaman SMA, saya suka sekali menunggu penjaja mie kopyok di halaman rumah nenek. Hihihi....selain saya memang ingin banget menikmati segarnya mie kopyok, tapi saya juga sekaligus harap-harap cemas nungguin sang gebetan lewat depan rumah.....

Entah betul atau tidak, seingat saya gerobak mie kopyok jaman dulu kebanyakan berwarna hijau. Biasanya, ketika saya membeli, saya dengan telaten dan sabar akan menunggui si bapak-bapak penjual mie tersebut meracik pesanan saya. Saya masih hafal betul urut-urutan peracikan mie kopyok ini. Pertama, sejumput mie basah dan kecambah dicelupkan pada air panas mendidih. Tahu dan lontong diiris dan diletakkan di atas piring. Lalu mi dan kecambah yang sudah dicelup tadi ditiriskan dan ditaruh di atas irisan tahu dan lontong. Lalu diberi kuah plus bumbu bawang putih yang telah diuleg dan dilarutkan dalam air. Terakhir diberi remah-remah kerupuk gendar, daun sledri, bawang goreng, dan kecap. 
Rasanya?? Maknyuuusss!!!! Ringan tapi ngangenin....
Mie kopyok ini cocok untuk dijadikan sarapan atau makan siang.

Sayangnya, di Semarang penjual mi kopyok keliling sudah semakin sedikit. Untungnya ada Mi Kopyok Pak Dhuwur ini yang selalu standby. Terletak di jalan Tanjung (di seberang PLN) dan di jalan Kyai Saleh, tempat ini sangat mudah ditemukan. Dengan harga sekitar 8000 rupiah per porsi, saya seolah sedang membeli kenangan masa lalu saya dalam sepiring mie kopyok.



TIPS NYAM-NYAM
  • Mie kopyok ini buka mulai jam 8 pagi hingga jam 5 sore tapi karena di sini laris banget, maka ada kemungkinan sebelum jam 5 sudah habis....
  • Buka setiap hari


Rabu, 06 Maret 2013

Nasi Gurih Sekaten



Nasi gurih sekaten adalah menu khas yang selalu hadir pada saat perayaan sekaten berlangsung sebulan penuh dalam rangka merayakan Maulid Nabi. Biasanya, begitu pasar malam sekaten digelar, beberapa penjual nasi gurih ini mulai bertebaran terutama di pelataran Masjid Agung Yogyakarta. Nantinya, kira-kira seminggu sebelum puncak perayaan sekaten, pada saat Miyos Gongso (turunnya gamelan dari Keraton ke halaman masjid) hingga Kondur Gongso (kembalinya gamelan dari halaman masjid ke Kraton) penjual nasi gurih ini semakin banyak dan semakin padat.
Uniknya, nasi gurih ini hanya bisa ditemui pada saat sekatenan saja.

Nasi gurih ini terdiri dari nasi gurih (semacam nasi uduk-nasi yang dimasak dengan santan) berlauk suwiran ayam, sambal goreng kerecek, taburan kacang dan kering kentang, dan dilengkapi dengan krupuk, kemangi, ketimun, bawang goreng, dan kubis. Lauk yang sederhana. Rasanya juga sebenarnya sederhana. Namun, keberadaannya yang jarang-jarang dan hanya ada jika ada perayaan sekaten membuat hidangan ini jadi ngangeni. Terkadang saya datang ke pasar malam sekaten hanya untuk membeli sepiring nasi gurih plus teh hangat sembari duduk lesehan di atas tikar. Menikmati malam dan ngobrol ngalor ngidul
Harganya tidak sampai sepuluh ribu rupiah namun memang porsinya tidak begitu banyak. Tapi bagi para mbak-mbak.....dijamin sudah kenyang deh menyantap seporsi nasi gurih.

Sedikit cerita di balik nasi gurih adalah....nasi gurih ini sebenarnya merupakan simbol atau mempunyai makna keberkahan dan kemakmuran. Namun ada pula yang mengatakan bahwa menyantap nasi gurih sambil mendengarkan gamelan itu bikin awet muda dan membuat selalu ingin kembali menyantap di tahun-tahun mendatang. Apakah benar? Wallahualam!

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes Powered by Blogger | DSW printable coupons