Welcome to House Plan Guide


Building a house is a big thing. Sometimes you will get confuse about buying a house plan from the net, hiring architect, or just doing it by yourself...from planning a house plan, searching the contractor, decorate the interior. But from where I have to start?


House Plan Guide
will gives you a lot of tips about planning and build a house, about house plan types, and everything you want to know about house plan and a little bit of architecture articles. Once again...it's all about tips and articles. So...don't ever think you can buy some house plans here!!

What's inside






Sabtu, 07 Desember 2013

Pagi di Coffee Alley

Ini ritual pagi saya ketika menjelajah Bangkok! Setiap pagi, sebelum saya pergi entah kemana dalam perjalanan menuju BTS Surasak dari hostel tempat saya menginap, ada sebuah coffee shop yang tak pernah lupa untuk selalu saya datangi. Nongkrong setengah jam sambil menikmati kopi Siam dan wafel. Cukuplah untuk sekedar mengganjal perut dan menjadi mood booster setiap pagi.

Sekedar berbincang kopi, kopi siam dari segi rasa memang tidak semantap kopi vietnam. Bahkan dibanding dengan kopi aceh sekalipun. Tapi bagi saya, kopi siam ini masih masuk daftar list kopi yang 'layak' minum. 

Oya, nama coffee shop itu adalah "Coffee Alley". Sebuah kedai kopi kecil minimalis yang lokasinya masih 'menumpang' latar milik sebuah perkantoran.
Pesanan saya selalu sama setiap paginya selama enam hari. Padahal, tempat ini sebenarnya menyediakan berbagai macam jenis olahan minuman kopi dan kudapan ringan serta beberapa menu makan siang. 
Tapi, apa pedulinya jika kopi dan wafel sudah terasa pas bagi perut dan lidah saya??

Es kopi susu dan wafel dengan maple syrup

Salah satu penikmat kopi

Pagi di tempat ini memang mewah bagi saya. Bertemu dengan para pekerja yang tergesa sambil menyeruput segelas kopi atau latte, atau bertemu dengan yang sedang tak tergesa. Menyesap kopi sambil membaca surat kabar. Berlama-lama! Berbeda dengan gerai kopi yang telah melegenda itu, Coffee Alley adalah seratus persen gerai kopi lokal yang kebanyakan pengunjungnya adalah masyarakat lokal juga.

Omong-omong....pagi ini, sudahkah kau angkat cangkirmu?? Selamat ngopi, teman!!!

Jumat, 31 Mei 2013

Nasi Buk Madura


Setiap kali saya ke Malang, nasi Buk Madura adalah salah satu jenis makanan yang nggak boleh dilewatkan. Nasi Buk adalah semacam nasi campur berisi nasi, sayur lodeh, tempe mendhol, bakwan jagung, dan gorengan jerohan atau empal plus sambal yg pedesnya nendang!


Di Malang nasi Buk yang terkenal ada di dekat stasiun Malang. Tapi, favorit saya bukan yang di situ. Saya biasa menyambangi nasi Buk di daerah pasar besar. Tepatnya di seberang pasar, di pojokan pertigaan jl. Pasar besar dan jl. Zainul Arifin, ngemper di depan sebuah toko jam. Penjualnya adalah dua orang ibu-ibu.

Nasi Buk pasar besar ini buka sekitar jam enam atau setengah tujuh pagi. Jika datang setelah jam delapan, bisa dipastikan pilihan lauknya sudah sedikit.

Lalu, berapa harga yang harus dibayarkan untuk sebungkus nasi Buk komplit? Sekitar 6000 - 10000 rupiah, tergantung dengan jenis lauk yang dipilih.
Nah jika ke Malang, jangan lupa mencoba nasi Buk pasar besar ya...!!!!

Aneka Lauk

'Warung' Nasi Buk

Senin, 25 Maret 2013

Sekarung kenangan dalam sepiring Mie kopyok Pak Dhuwur



Bagi yang dulu lahir dan besar di kota Semarang, pasti sudah mengenal jenis makanan kaki lima yang satu ini: Mie Kopyok. Dulu saya menyebutnya sebagai Mie Teng-teng karena penjualnya suka memukul piring dan berbunyi "Teng-teng-teng" sebagai tanda untuk memasarkan dagangannya.
Mie kopyok ini merupakan salah satu makanan khas kota Semarang yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Kebetulan rumah orang tua saya berada sedikit di luar kota Semarang.  Meski di daerah saya ada juga penjual mie kopyok, namun cita rasanya berbeda.

Jaman saya masih kecil para penjual mie kopyok keliling lumayan banyak. Masuk kampung-keluar kampung. Kebetulan dulu rumah nenek saya sering banget dilewati oleh penjaja mie kopoyok keliling ini. Dulu sepulang sekolah di jaman SMA, saya suka sekali menunggu penjaja mie kopyok di halaman rumah nenek. Hihihi....selain saya memang ingin banget menikmati segarnya mie kopyok, tapi saya juga sekaligus harap-harap cemas nungguin sang gebetan lewat depan rumah.....

Entah betul atau tidak, seingat saya gerobak mie kopyok jaman dulu kebanyakan berwarna hijau. Biasanya, ketika saya membeli, saya dengan telaten dan sabar akan menunggui si bapak-bapak penjual mie tersebut meracik pesanan saya. Saya masih hafal betul urut-urutan peracikan mie kopyok ini. Pertama, sejumput mie basah dan kecambah dicelupkan pada air panas mendidih. Tahu dan lontong diiris dan diletakkan di atas piring. Lalu mi dan kecambah yang sudah dicelup tadi ditiriskan dan ditaruh di atas irisan tahu dan lontong. Lalu diberi kuah plus bumbu bawang putih yang telah diuleg dan dilarutkan dalam air. Terakhir diberi remah-remah kerupuk gendar, daun sledri, bawang goreng, dan kecap. 
Rasanya?? Maknyuuusss!!!! Ringan tapi ngangenin....
Mie kopyok ini cocok untuk dijadikan sarapan atau makan siang.

Sayangnya, di Semarang penjual mi kopyok keliling sudah semakin sedikit. Untungnya ada Mi Kopyok Pak Dhuwur ini yang selalu standby. Terletak di jalan Tanjung (di seberang PLN) dan di jalan Kyai Saleh, tempat ini sangat mudah ditemukan. Dengan harga sekitar 8000 rupiah per porsi, saya seolah sedang membeli kenangan masa lalu saya dalam sepiring mie kopyok.



TIPS NYAM-NYAM
  • Mie kopyok ini buka mulai jam 8 pagi hingga jam 5 sore tapi karena di sini laris banget, maka ada kemungkinan sebelum jam 5 sudah habis....
  • Buka setiap hari


Rabu, 06 Maret 2013

Nasi Gurih Sekaten



Nasi gurih sekaten adalah menu khas yang selalu hadir pada saat perayaan sekaten berlangsung sebulan penuh dalam rangka merayakan Maulid Nabi. Biasanya, begitu pasar malam sekaten digelar, beberapa penjual nasi gurih ini mulai bertebaran terutama di pelataran Masjid Agung Yogyakarta. Nantinya, kira-kira seminggu sebelum puncak perayaan sekaten, pada saat Miyos Gongso (turunnya gamelan dari Keraton ke halaman masjid) hingga Kondur Gongso (kembalinya gamelan dari halaman masjid ke Kraton) penjual nasi gurih ini semakin banyak dan semakin padat.
Uniknya, nasi gurih ini hanya bisa ditemui pada saat sekatenan saja.

Nasi gurih ini terdiri dari nasi gurih (semacam nasi uduk-nasi yang dimasak dengan santan) berlauk suwiran ayam, sambal goreng kerecek, taburan kacang dan kering kentang, dan dilengkapi dengan krupuk, kemangi, ketimun, bawang goreng, dan kubis. Lauk yang sederhana. Rasanya juga sebenarnya sederhana. Namun, keberadaannya yang jarang-jarang dan hanya ada jika ada perayaan sekaten membuat hidangan ini jadi ngangeni. Terkadang saya datang ke pasar malam sekaten hanya untuk membeli sepiring nasi gurih plus teh hangat sembari duduk lesehan di atas tikar. Menikmati malam dan ngobrol ngalor ngidul
Harganya tidak sampai sepuluh ribu rupiah namun memang porsinya tidak begitu banyak. Tapi bagi para mbak-mbak.....dijamin sudah kenyang deh menyantap seporsi nasi gurih.

Sedikit cerita di balik nasi gurih adalah....nasi gurih ini sebenarnya merupakan simbol atau mempunyai makna keberkahan dan kemakmuran. Namun ada pula yang mengatakan bahwa menyantap nasi gurih sambil mendengarkan gamelan itu bikin awet muda dan membuat selalu ingin kembali menyantap di tahun-tahun mendatang. Apakah benar? Wallahualam!

Selasa, 08 Januari 2013

Sambel Belut Pak Sabar

Warung Pak Sabar
Siang ini, saya dan teman-teman memutuskan untuk makan siang di warung sambal belut Pak Sabar. Saya sebenarnya suka sekali belut. Pengalaman lima tahun hidup di Malang membuat saya akrab dengan menu lalapan belut. Sayangnya ketika saya pindah ke Yogya saya tidak pernah mendapatkan informasi tentang keberadaan lalapan belut tersebut. Hingga akhirnya ajakan teman siang ini membuat saya amat sangat bersemangat. Sambal belut. Ah....semacam makan siang yang sempurna, begitu pikir saya.

Warung "Sambel welut Pak Sabar" berlokasi di Dusung Dongkaran, Banguntapan Bantul. Dekat dengan daerah Tamanan. Tidak sulit mencarinya. Dari jalan Imogiri Timur (setelah ringroad selatan) terus ke Selatan hingga kurang lebih 1,5 km kemudian belok kanan (ke barat). Memang letaknya sedikit mBlusuk tapi karena tempat ini cukup terkenal maka past banyak orang yang bisa kita tanyai kalau-kalau nyasar...

Menu belut memang jadi andalan di warung ini. Tapi selain belut, tersedia pula menu lele goreng dan gurame. Untuk minumannya tersedia teh (panas/es) dan jeruk (es/panas). Uniknya kita bisa meminta gula batu sebagai bahan pemanis dari es teh atau es jeruk kita.

Lalu apa istimewanya sambel belut di sini?
Sambel belut biasanya dihidangkan dengan nasi dan belut goreng serta lalapan. Sambel belutnya sendiri bukan berbentuk sambel trasi biasa. Sambel belutnya merupakan campuran sambal (cabe merah rawit, bawang, dan bahan lain kemudian diberi sedikit kencur) dan belut (yang telah dibuang tulangnya) diulek bersama-sama hingga belutnya hancur.Enak?? Saya sih suka sambel belutnya tapi rada geli dengan belut gorengnya karena wujud asli belutnya masih terlihat banget. Saya pikir belutnya bakal dipotong pendek-pendek baru digoreng. Nyatanya....nggak!!

Bagaimana dengan harganya? Harga paket sambel belut berdasarkan berat belut yang kita pesan. Satu ons belut dihargai 7000 rupiah.

Buat yang gemar belut...silakan mBlusuk ke sini, ya....



Belut Goreng


Sambel Welut

Jumat, 04 Januari 2013

Kopi Lasem

Secangkir kopi lasem
Saya adalah coffe addict. Pecandu kopi. Segala macam kopi saya suka. Ketika saya ngetrip ke Lasem beberapa waktu yang lalu, saya tertarik untuk ngopi di warung kopi di Lasem. Sebelum berangkat saya sempat browsing dan membaca kalau Lasem itu terkenal dengan istilah 'kopi lelet' nya. Wah...ada apa dengan kopi lelet Lasem?

Ketika saya tiba di Lasem, saya sudah berpesan pada Pop kalau saya ingin sekali mencoba yang namanya kopi lelet. Jadi, setelah trip mengeksplorasi jalan Dasun, saya bersama Pop, Mas Toro (pemilik radio Maloka FM), dan beberapa teman dari Lasem Heritage menyambangi sebuah warung kopi.


Warung Kopi John
Sebuah warung kopi John di jalan Soditan kami sambangi. Suasana siang itu sepi. Kami memilih duduk di pojokan. Memesan lima cangkir kopi. Sambil menunggu kopi datang, saya diberi sedikit cerita mengenai proses pembuatan kopi Lasem.
Pada umumnya kopi Lasem ini adalah produk rumahan. Banyak orang-orang di Lasem yang masih rajin membuat kopinya sendiri. Biji kopi mula-mula dipisahkan. Yang utuh dan yang sudah pecah. Masing-masing disangrai lalu ditumbuk halus. Tentu saja dengan diberi berbagai ramuan....  Salah satu keunggulan pada kopi Lasem adalah butiran bubuknya yang sangat halus.

Lalu dimana 'lelet'nya??
Nah, ini dia! Jadi, setelah secangkir kopi dihidangkan, maka kopi itu dituang pada lepekan kemudian didiamkan. Biarkan semua ampasnya mengendap. Setelah mengendap, perlahan kopi dituang kembali ke dalam cangkir tapi diusahakan ampasnya tertinggal di lepekan tadi. Setelah itu kopi siap dinikmati.
Biasanya, bagi sebagian orang menikmati secangkir kopi kurang lengkap rasanya bila tidak dengan disertai menghisap rokok. Demikian pula di Lasem. Tapi, sebelum rokok dihisap, terlebih dulu ampas kopi yang ada di lepekan tadi di 'lelet'kan pada kertas pembungkus rokok.Bisa dikatakan ampas kopi tersebut digunakan untuk membatik rokok. Setelah rokok-rokok itu 'dibatik' maka rokok tersebut baru siap untuk dihisap. Saya baru ngeh ternyata makna 'lelet' pada rokok lelet adalah rokok yang dileleti oleh ampas kopi. 

Iseng saya bertanya, memangnya adakah bedanya merokok dengan rokok biasa dan merokok dengan rokok yang sudah 'dibatik' oleh ampas kopi tadi? Beberapa nara sumber mengatakan bahwa rasanya beda. Lebih 'nendang', begitu kata mereka.


Kopi yang dituang pada lepek
Membatik rokok dengan ampas kopi
Rokok lelet
Motif lain rokok lelet

Berhubung saya tidak merokok, saya akhirnya mencoba untuk membatik rokok dengan ampas kopi saya. Hihih....ternyata asyik juga..!!!!


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes Powered by Blogger | DSW printable coupons